Tampilan Tie Die. Foto: Nike, Kolase oleh Redaksi. |
Write it - Banyak orang yang beranggapan bahwa tren mode selalu berputar. Selalu ada perubahan namun terdapat pola yang membuatnya kembali ke masa lalu. Anggapan tersebut mungkin cocok untuk menggambarkan produk sepatu terbaru dari Nike Air Jordan.
Nike baru saja merilis Air Jordan 1 Retro
Tie Dye pada Juni 2020. Meski secara konstruksi tak berubah, sepatu ini
memiliki keunikan tersendiri. Nike memberi sentuhan warna dengan teknik tie dye.
Untuk diketahui, teknik tie dye atau ikat celup pernah booming pada era 1960-an. Saat itu para
hippies di Amerika Serikat lah yang memopulerkannya. Di Indonesia sendiri
teknik ini dikenal dengan pelbagai nama, seperti cinde, sasirangan, atau
jumputan.
Secara sederhana tie dye merupakan teknik pewarnaan dengan cara mengikat kain
sedemikian rupa sebelum kain tersebut dicelupkan ke dalam perwarna. Prinsipnya,
teknik ini mencegah atau menyekat agar pewarna tak mengenai bidang tertentu. Hasilnya
akan membuat sebuah pola abstrak yang unik.
Awalnya teknik ini hanya digunakan pada
kain atau kaos. Namun seiring perkembangan zaman teknik ini juga bisa
diaplikasikan pada celana, jaket, sepatu, dan produk fesyen lainnya.
Nike sendiri menggunakan teknik tie dye pada kulit premium untuk
produknya kali ini. Inilah keunikan yang coba ditampilkan oleh produsen sepatu
asal Negeri Paman Sam tersebut. “Menggunakan proses pewarnaan yang tidak pernah
digunakan sebelumnya pada (bahan) kulit Jordan,” tegas Nike dalam laman resminya.
Nike mengedepankan warna biru dan efek
"aurora" pada produknya kali ini. Hal itu terlihat jelas membentang
di sekujur tubuh sepatu. Tak lupa turut hadir pula warna putih sebagai
penetral.
Sepatu ini sejatinya dikhususkan bagi pencinta
sneakers wanita. Nike membanderol Air
Jordan 1 Tie Dye dengan harga sekitar Rp 2,4 juta. Tertarik? Segeralah
"berburu" sebelum kehabisan.
(OTK/MSY).
(OTK/MSY).