WriteIt - Berawal dari ketidaksengajaan melihat unggahan sebuah akun di media sosial, kami tertarik untuk mengunjungi salah satu rumah makan lawas di Jogja. Namanya Rumah Makan Bagelen. Rumah makan ini sudah berjualan sejak tahun 1979, lebih dari empat dekade lalu.
Rumah
Makan Bagelen berlokasi di Jl. Magelang No. 168 Yogyakarta. Mulanya kami
sedikit kesulitan menemukan lokasi rumah makan ini meski letaknya berada di pinggir jalan besar. Spanduk nama di
depan toko sebagian tertutup rimbunnya pohon. Begitu pun dengan papan nama yang
kalah mentereng dibanding toko di kanan kirinya. Sehingga jika tidak jeli dan
pelan-pelan dalam menjalankan kendaraan, bisa-bisa Anda melewati restoran ini.
Nampak Depan Rumah Makan Bagelen Jogja. Foto: MSY/Writeitmagazine.com
Suasana Khas Rumah Makan Lawas
Memasuki
bagunan rumah makan, Anda akan disambut nuansa khas restoran lawas dengan
penataan meja yang digabung dan memanjang. Rumah makan ini tak terlalu besar
juga tidak terlampau kecil. Terdapat tiga meja panjang dalam satu ruangan yang
dapat menampung sekitar 30 orang jika penuh.
Interiornya
pun tak terlalu ramai, tiga sisi temboknya cenderung kosong dengan hanya
berhias kipas angin. Nampak satu tembok di dekat meja kasir yang cukup ramai
dengan hiasan foto kepala negara, jam dinding, serta beberapa kalender. Ada
juga TV tabung yang dipajang di bawah kalender.
Pada sisi sebelah kanan ruangan terdapat etalase makanan dan tempat pramusaji menata pesanan sebelum dihidangkan. Sedangkan sisi sebelah kiri terdapat meja kasir untuk melakukan pembayaran yang dihitung secara manual. Di belakang etalase makanan, pengunjung dapat melihat ruangan luas ke belakang yang berfungsi sebagai dapur. Meski tak ada alunan musik yang diperdengarkan layaknya di rumah makan kekinian, pengunjung tak akan bosan sebab dapat mendengarkan latar suara staf dapur dan pramusaji yang mengobrol riang dan hangat.
Nasi Rames dan Sayur Asem: Menu Makanan
Rumahan yang Nikmat
Saat
datang, pengunjung akan diberikan daftar menu dan juga kertas untuk menuliskan
pesanan. Berslogan “Spesial Masakan Jawa Tengah”, rumah makan ini menyediakan banyak
pilihan menu. Di antaranya nasi opor, nasi rames, sop, soto, nasi goreng,
gado-gado, bakso mie, serta aneka ikan maupun daging goreng. Kami memesan menu
ala rumahan, yaitu nasi rames, sayur asem, ikan asin goreng, tempe goreng, dan
lalap sambal.
Sambil menunggu makanan datang, Anda dapat menikmati aneka kudapan yang tersedia di atas meja. Terdapat beberapa stoples yang berisi berbagai macam kerupuk seperti emping, kerupuk udang, kerupuk puli, kerupuk blek putih dan kuning, dan juga jajajan tradisional enting-enting.
Tak
begitu lama berselang, pesanan kami pun datang. Melihat makanan yang tersaji,
kami merasa seperti sedang makan di rumah.
Dalam
satu porsi nasi rames berisi nasi putih dengan topping aneka lauk seperti satu iris terik daging sapi berukuran
sedang, setengah telur bacem, bihun, sambal goreng krecek dan tempe, oseng
tempe, dan serundeng. Daging yang disajikan sangat empuk dengan rasa gurih-manis
yang pas, begitu pun dengan telur bacem yang tidak eneg. Sedangkan sambal
goreng krecek dan tempe memiliki perpaduan rasa gurih yang mirip dengan sayur
lodeh, agak manis dan terasa sumer atau
sedikit pedas.
Perpaduan
rasa manis dari lauk dan rasa pedas dari sayur akan berpadu nikmat dengan
tambahan serundeng yang gurih dan sedikit manis. Tidak ada satu rasa yang
terlampau menonjol dalam sepiring nasi rames ini. Keseluruhan lauk memiliki
keunggulan masing-masing, namun akan terasa nikmat saat dicampur dan disatukan bersama
serundeng. Perpaduannya seimbang dan tidak membuat eneg. Harga Rp 20 ribu yang
dibanderol layak Anda bayarkan untuk mencicipi sepiring nasi rames ini.
Semangkuk
sayur asemnya pun tak boleh Anda lewatkan kala mampir ke rumah makan ini. Jika
biasanya rasa sayur asem di Jogja dominan manis, berbeda dengan masakan di
rumah makan yang satu ini. Sayur asem yang disajikan memiliki perpaduan antara rasa
manis dan asam yang pas. Kuahnya nampak sedikit keruh karena campuran asam yang
telah hancur dalam jumlah yang tak pelit. Diimbangi dengan rasa manis yang pas,
rasa yang dihasilkan sayur asem ini cukup ‘kuat’ namun segar dan tidak membuat
eneg.
Isian
dalam sayur asemnya pun beragam dan melimpah. Di dalamnya terdapat sepotong
jagung manis, potongan terong, kubis, kacang panjang, kacang tanah, tauge, daun
so atau daun melinjo muda, dan juga
buah melinjo utuh. Dengan harga Rp 7 ribu per porsi, Anda bisa mendapatkan
kesegaran menyantap sayur asem ala rumahan yang nikmat.
Kenikmatan
sayur asem tersebut makin paripurna jika disantap bersama dengan tempe goreng,
ikan asin goreng, dan tambahan sambal terasi pedas. Meski berukuran agak kecil,
tempe goreng di sini cukup istimewa. Tempe gorengnya nampak seperti tempe daun
yang dibungkus bijian, terasa lebih fresh
dan gurih.
Ikan
asin gorengnya pun tak bisa dianggap remeh. Bukan memakai ikan kecil, menu ikan
asin di rumah makan ini nampaknya menggunakan ikan yang berukuran agak besar.
Ikan tersebut lalu diiris tipis-tipis dan digoreng kering dengan balutan tepung
tipis. Teksturnya seperti menyantap keripik ikan yang agak tebal dengan rasa
sedikit asin dan sangat gurih.
Tak
lupa sambal terasi pedas menjadi pelengkap dari perpaduan menu sayur asem,
tempe, dan juga ikan asin. Sambal terasinya cukup pedas, terasa ‘tebal’ karena
menggunakan cabai merah yang dominan, cenderung asin dan sekaligus segar sebab
ditambahkan dengan air perasan jeruk purut. Rasa asin dan pedas sambal terasi
ini menjadi seimbang saat berpadu dengan kuah sayur asem yang manis dan segar.
Benar-benar kenikmatan yang paripurna.
Harga
yang ditawarkan untuk ketiga menu tersebut masih cukup terjangkau. Satu porsi
tempe goreng yang berisi empat potong dihargai Rp 5 ribu. Sedangkan seporsi
ikan asin goreng dalam wadah piring kecil dibanderol Rp 10 ribu. Serta untuk
lalapan dan sambal dalam cobek kecil harganya Rp 7.500.
Tak
salah jika Rumah Makan Bagelen dikatakan sebagai salah satu restoran legendaris
di Jogja. Selain rasanya yang nikmat dan
memberi kesan seakan sedang bersantap di rumah, pengunjungnya pun kebanyakan
sudah berusia lanjut. Restoran yang buka setiap hari pukul 10.00-20.00 WIB ini juga
telah memiliki pelanggan tetap, beberapa pengunjung sempat nampak bertegur sapa
dengan sang penjual.
Beberapa
pelanggan berusia lanjut tersebut ada yang datang sendiri untuk makan di tempat
maupun dibungkus, beberapa datang dengan teman-temannya, serta ada juga yang
datang bersama keluarganya. Dengan begitu kebiasaan kecil dan cerita mengenai
kenikmatan rumah makan ini nampaknya akan selalu terjaga.
Rumah
Makan Bagelen juga nampak tak abai dengan perkembangan zaman. Kami sempat
melihat beberapa pengemudi salah satu merek ojek online yang sedang bertransaksi di rumah makan ini. Legendaris tak
berarti ‘keras kepala’, perubahan cara bertransaksi ini dapat menjadi salah
satu cara untuk bertahan dan tetap bergaung di tengah gempuran zaman.
(MSY/OTK)