-->



Theme Layout

Theme Translation

Trending Posts Display

"No"

Home Layout Display

Posts Title Display

"No"

404

We Are Sorry, Page Not Found

Home Page

Balai serbaguna dan kios di Dusun Butuh. Foto:MSY/writeitmagazine.com


Write it - Ada satu kesamaan antara pedesaan Namche Bazaar di Nepal dengan Dusun Butuh alias Nepal Van Java yang berlokasi di Indonesia. Keduanya sama-sama berada di atas gunung. Satunya berada di lereng Pegunungan Himalaya, sedangkan satu lagi terletak di lereng Gunung Sumbing.


Namun yang membuat Dusun Butuh dijuluki sebagai “Nepal Van Java” agaknya adalah jajaran rapi rumah penduduk bercat warna-warni, kontras dengan warna pepohonan di sekitarnya. Cukup mirip dengan lanskap permukiman warga Desa Namche Bazaar di Nepal.


Bedanya, untuk mencapai Dusun Butuh Anda tak perlu mendaki terlebih dahulu layaknya ke Desa Namche Bazaar yang dilalui pendaki saat menuju puncak Everest. Meski terletak di lereng Gunung Sumbing, Anda bisa mencapai Dusun Butuh menggunakan motor ataupun mobil.


Deretan rumah di Nepal Van Java. Foto: MSY/writeitmagazine.com

 

Jalanan menuju Nepal Van Java ini sudah beraspal meski cukup sempit dan agak merepotkan jika berpapasan dengan mobil lain. Pastikan kendaraan Anda berada dalam kondisi prima karena selain sempit, jalan yang dilalui juga berkelok dan terjal.


Meski perlu perhatian ekstra saat berkendara di wilayah ini, namun hamparan kebun sayur dan pepohonan hijau di kanan kiri jalan bakal cukup menenangkan. Apalagi ditambah udara sejuk khas pegunungan. Perjuangan Anda akan terbayar saat mencapai Nepal Van Java ini.


Menyusuri Nepal Van Java ala Indonesia


Setelah memarkir kendaraan di beberapa titik yang disediakan, Anda dapat mulai berjalan menyusuri Dusun Butuh. Gapura bercat gelap bertuliskan “Dusun Butuh” bakal menyambut kedatangan pengunjung.

 

Patung sesosok pendaki di dekat gapura Dusun Butuh. Foto: MSY/writeitmagazine.com


Sebelum masuk ke dalam area permukiman, Anda juga akan disambut oleh sebuah patung sesosok pendaki berwarna emas. Sebagai tambahan informasi, Dusun Butuh yang berada di Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah juga merupakan salah satu basecamp bagi para pendaki sebelum menuju puncak Gunung Sumbing. Bukan hal aneh jika Anda menemukan pemandangan orang-orang yang berjalan atau membonceng motor sambil memanggul tas carrier. 


Semakin dekat, rumah-rumah penduduk berjajar rapi dengan cat warna-warni yang tidak terlalu mencolok nampak lebih menawan. Angin yang bertiup saat kami berkunjung pada bulan Januari 2021 lalu cenderung kencang. Bau kabut yang agak basah dan dingin pun langsung menyambut. Sebelum mengunjungi lokasi wisata ini, pastikan badan dalam kondisi bugar.


Tak jauh dari gapura desa, terdapat loket yang terletak di salah satu bangunan rumah di kanan jalan. Tiket masuk kawasan wisata ini dibanderol Rp8 ribu per orang. Selesai membayar, Anda dapat memilih untuk menyusuri Dusun butuh dengan berjalan kaki atau menyewa motor warga yang banyak ditawarkan di sekitar lokasi.

 

Pendaki Gunung Sumbing dan warga yag sedang naik motor di Dusun Butuh. Foto: MSY/writeitmagazine.com

 

Kalau punya nyali lebih tak ada salahnya mencoba menyewa ojek yang ditawarkan oleh warga menuju ke Puncak Puthuk di perkebunan Dusun Butuh. Jika beruntung, di sana Anda dapat menikmati panorama atas awan yang indah. Sebab di atas Puncak Puthuk merupakan Pos 1 pendakian ke Gunung Sumbing.


Kami memutuskan untuk berjalan santai menelusuri Dusun Butuh. Jalanan di  area kampung ala Nepal ini begitu sempit dan curam. Namun sepanjang perjalanan menyusuri salah satu jalannya, kami sempat beberapa kali berpapasan dengan warga yang lincah berkelok dan bermanuver mengemudikan motor di jalanan kecil, menikung, dan terjal tersebut. Melihatnya saja sudah membuat adrenalin kami terpacu.


Rupa-Rupa Dusun Butuh


Sedikit naik, tak begitu jauh dari loket masuk Anda akan disambut dengan balai serba guna sebagai tempat menampung sayuran segar hasil panen penduduk. Di sekitarnya ada pasar dadakan kecil dan juga beberapa kios yang menjajakan aneka hasil bumi warga. Pamandangan sayuran yang baru dipetik tersebut tak jemu memanjakan mata.

 

Deretan rumah bercat warna-warni di Dusun Butuh. Foto: MSY/writeitmagazine.com

 

Deretan rumah bercat warna-warni juga menghiasi sepanjang perjalanan, kontras dengan warna perbukitan yang didominasi hijau. Makin menarik karena di beberapa tembok rumah terpampang hasil karya mural yang elok. Penikmat swafoto tak bakal kehabisan spot untuk mengabadikan momen di sini.


Selain itu, ada beberapa titik yang khusus disediakan untuk mengambil gambar ala Nepal Van Java maupun melihat hamparan punggung gunung di sekitar Dusun Butuh. Namun jika ingin mendapatkan hasil foto serupa Nepal di Pegunungan Himalaya, Anda membutuhkan bantuan drone untuk hasil yang lebih maksimal.


Salah satu karya mural dan jalanan di Dusun Butuhh. Foto: MSY/writeitmagazine.com

 

Di sepanjang jalan, tak sedikit warga yang membuka warung di teras rumahnya. Obat-obatan ringan, aneka camilan dan minuman tersedia di sana. Tak tahan dengan kencangnya angin dan dinginnya cuaca, kami sempat membeli minuman herbal instan untuk masuk angin di salah satu warung.


Jika perut lapar, di Dusun Butuh juga ada beberapa warung yang menjajakan makanan berat. Menu sederhana seperti mi instan, nasi dan lauk, gorengan serta aneka minuman hangat pun tersedia. Meski tak banyak jenis makanan yang ditawarkan, setidaknya cukup untuk mengisi perut yang keroncongan akibat hawa dingin dan angin kencang.


Salah satu warung makan di Nepal Van Java. Foto: MSY/writeitmagazine.com

 

Harga makanan dan minuman di sekitar Nepal Van Java juga cukup terjangkau. Mulai dari Rp3 ribu sampai Rp10 ribu Anda sudah dapat menikmati makanan dan minuman hangat plus bonus pemandangan hamparan bukit hijau yang segar. Kalau ingin menikmati Dusun Butuh lebih lama, beberapa penginapan yang tersedia juga bisa Anda coba.


Jalan menuju dan dari Dusun Butuh cukup terjal, tapi untungnya dibuat menjadi satu pintu untuk masuk-keluar. Langkah ini cukup mengurangi kemungkinan berpapasan dengan kendaraan lain. Lahan parkir yang disediakan pun tersebar di beberapa lokasi dan lumayan luas sehingga memudahkan pengunjung. Untuk biaya parkir mobil dibanderol Rp10 ribu, sedangkan motor Rp3 ribu. Hawa dingin, pemandangan elok, dan warga sekitar yang menyambut hangat dengan senyum ramah mewarnai perjalanan kami di Dusun Butuh, Nepal Van Java ala Indonesia.


(MSY/OTK)

Leave A Reply