Write It - Sekitar dua bulan lalu,
tepatnya pertengahan September, seorang kerabat mengajak untuk mencicipi
kuliner yang tengah ramai di Kota Magetan, Jawa Timur. Namanya “sego manten” atau dalam bahasa Indonesia
berarti “nasi pengantin”. Dinamakan sego
manten sebab menu yang ditawarkan adalah makanan yang umumnya disajikan
saat pesta perkawinan tradisional di daerah Magetan. Penasaran dengan namanya
yang unik, dari pusat Kota Magetan kami berangkat menuju Kecamatan Kawedanan
dengan durasi perjalanan sekitar 20 menit.
Sampai di perempatan
besar Gorang-Gareng dari arah barat, lalu kami belok
kanan ke arah selatan, tepatnya menuju ke Jalan Pancasila. Tak jauh melewati
Pasar Sayur Gorang-Gareng, arahkan kendaraan ke kiri dan masuk ke gapura yang
bersebelahan dengan plang nama bertuliskan SMK Pancasila. Sekitar 200 meter, di
sebelah kanan jalan tampak rumah berhalaman luas dengan pagar bercat kuning
terang. Di situlah Kedai Dhenofa yang menjual sego manten berada.
Memasuki halaman kedai,
tak ada dekorasi layaknya di pesta pernikahan menyambut kami. Alih-alih, halaman
luas dan hanya dua sayap kanan-kiri yang dijadikan tempat bersantap. Ketersediaan
bangkunya hampir tak muat menampung pembeli yang cukup banyak. Kami memilih
duduk di bawah pohon mangga yang rindang. Angin semilir cukup
ampuh menghalau terik matahari siang itu.
Ada satu bagian di
sudut halaman samping yang menarik perhatian kami. Sepetak kecil pondasi
berlantai semen dengan satu kran air dinaungi oleh rindang pohon mangga. Tumpukan
piring kotor tampak menunggu dibersihkan di sana. Tempat cuci piring seperti
itu jamak kami temukan di rumah-rumah lawas di desa, utamanya di daerah Magetan.
Saat pesta pernikahan diselenggarakan, di spot tersebut biasanya akan terlihat petugas yang super sibuk mencuci alat makan.
Sego Manten: Pengobat Rindu Masakan ala Pesta Perkawinan
Kedai Dhenofa mulai
beroperasi pada Februari tahun ini. Awalnya kedai ini menjual menu bakso, sedang
menu sego manten baru mengikuti
beberapa waktu kemudian. Kondisi dunia yang tak menentu membuat pesta
pernikahan tak bisa dilangsungkan beramai-ramai. Celah itu membuat menu sego manten ramai diburu.
Selain sego manten, kedai ini juga menyediakan beberapa menu lain seperti bakso, nasi dengan beberapa pilihan lauk, aneka es, serta paket sego manten yang dijual per item. Sesuai tujuan utama, kami memesan sego manten yang dalam menu tertulis sebagai Paket Super Lengkap. Dibanderol Rp 25 ribu, di dalamnya sudah termasuk sop manten, sego pupuk, dan es podeng. Cukup terjangkau untuk ukuran menu paket lengkap yang unik ini.
Saat pesanan kami
datang, penampilannya persis menu yang disajikan di pesta pernikahan. Bahkan
piring dan mangkuk yang digunakan pun tak berbeda. Tampilan sop bening, sego pupuk atau nasi beserta lauk pauk yang punya kemiripan dengan nasi campur/rames, dan es podeng sungguh
menggugah selera dan membangkitkan nostalgia.
Biasanya, urutan
makanan yang keluar saat pesta perkawinan dimulai dari sop bening, nasi pupuk,
dan ditutup dengan es podeng. Kami pun mencoba menikmatinya dengan pakem
tersebut.
Sop bening yang
disajikan di atas piring tampak simpel dan segar. Isiannya terdiri dari
makaroni, potongan wortel, sepotong tomat, satu kacang kapri, beberapa potongan
kecil ayam, seledri, dan dua iris tipis rolade. Tak lupa taburan bawang merah goreng
menambah semarak penampilannya.
Sesuai dengan
tampilannya, sop bening ini memiliki rasa segar dan “bersih”, gurih dengan
sedikit rasa manis. Rasa sop ini sedikit mengingatkan saya dengan sup matahari
khas Solo, hanya minus bentuk isian yang sama sekali berbeda.
Setelah menandaskan
sepiring sop bening, kami beralih menyantap sego
pupuk atau nasi pupuk. Sepiring sego pupuk berisi nasi, potongan daging
berbumbu manis, sambal goreng kentang, acar, dan kerupuk
udang. Perpaduan daging berbumbu cenderung manis dan sambal goreng kentang yang
agak pedas terasa nikmat di lidah. Tambahan acar yang berisi potongan mentimun,
wotel, bawang merah, dan cabai menjadi “pencuci” lidah yang membuat kami tak
bosan menyantapnya. Apalagi jika ditambahkan dengan gurih kerupuk yang
menjadikan tekstur sesuap nasi pupuk makin kaya.
Santapan sego manten kami ditutup dengan kesegaran
semangkuk es podeng dengan warna-warni isian yang menarik mata. Di dalamnya
berisi potongan nanas, pepaya, kolang-kaling, dan sepotong agar-agar. Buah-buahan
tersebut sebelumnya sudah dimasak bersama gula dan kayu manis sehingga
teksturnya agak ”kenyal”. Proses memasak tersebut menjadikan rasa kuahnya manis
tak berlebihan dan segar dengan aroma khas kayu manis. Semangkuk es podeng
menutup santapan siang kami dengan memuaskan.
Porsi, tampilan, dan keseluruhan
rasa paket sego manten ini sama
persis seperti menu yang disajikan saat pesta pernikahan tradisional di sekitar
wilayah Magetan. Sehingga Anda hampir pasti menemukan paduan ketiga menu ini
jika menghadiri pesta pernikahan tradisional dengan
sistem menu non-prasmanan.
Jika ada kesempatan,
tak ada salahnya menjajal menu sego
manten khas Magetan tersebut. Tak cuma mengenyangkan, namun juga membuat
Anda serasa sedang menghadiri sebuah pesta pernikahan tradisional di Magetan.
(MSY/OTK)