Write It - Kopi bisa jadi teman yang baik bagi banyak
orang untuk membuka pagi. Bisa juga untuk menemani keseharian dan kesendirian.
Kopi juga memiliki peran sebagai bahan bakar obrolan dalam pekatnya malam.
Kopi giling, kopi “serius” dari kedai
kopi, kopi
instan atau sasetan
juga kopi botolan, dan kopi lainnya anggap saja bisa kita pahami sebagai kopi.
Bagaimanapun bentuk produknya selama masih ada kandungan kopi dalam bahan
bakunya maka itu kami asumsikan sebagai kopi. Walaupun hanya mengandung sekian
persen kopi.
Kopi dalam kemasan saset barangkali jadi yang
paling akrab bagi kaum urban. Harganya murah, mudah didapatkan dan sungguh
praktis.
Pada suatu hari, entah dari mana asalnya
kami mendapatkan buah tangan berupa dua bungkus kopi saset. Satu Kopi Gadjah dan satu lagi Kopi Caffino Dark Cappucino. Sepertinya
kemasan ini hanya dijual terbatas pada tahun lalu. Karena selama berkeliling di
pelbagai pusat perbelanjaan di kota Bandung dan Bekasi kemasan semacam ini
tak bisa kami jumpai.
Sungguh takjub namun bukan karena isinya,
melainkan karena kemasannya yang begitu mewah. Dua bungkus kopi murah itu
dibenamkan dalam sebuah booklet. Kemasan yang menyerupai buka dari karton
glossy yang atraktif. Kondisi ini membuanya terlihat mahal.
Bayangkan, dua bungkus kopi yang harganya
tak sampai Rp 5 ribu namun memancarkan aura
lain. Seperti naik kelas. Sepertinya memang cocok untuk menjadi buah tangan.
Kemasan ini seperti memiliki dua sampul.
Sisi satunya memuat Kopi
Gadjah
dengan sepintas profilnya, sedangkan sisi satunya memuat Caffino Dark Cappucino. Kesan elegan
begitu terasa. Padahal jika kita melangkahkan kaki ke warung atau kedai
terdekat kopi ini sama saja dengan yang digantung atau renceng di sana. Harganya pun sama.
Tapi sekali lagi, sentuhan pada kemasan membuatnya seolah berbeda, seolah
produk yang betul-betul lain.
Untuk Caffino sendiri bagi kami
rasanya cukup ringan. Manis dan ceria, sama seperti produk sejenis di kelasnya. Namun Caffino jauh lebih strong,
lebih bold dan ada rasa pahit yang kentara. Taburan bubuk cokelat
menambah kesannya tersendiri. Barangkali hanya Indocafe Cappucino yang sejajar
dengan Caffino
perihal strong and bold ini.
Sepertinya Caffino juga cocok untuk
jadi teman menyambut pagi atau saat Anda mulai mengantuk di siang hari. Bisa juga
jadi opsi untuk kopi malam hari bagi Anda yang masih ingin segelas kopi namun
takut dengan efek meleknya. Rasa yang ringan namun strong and bold ini
membuanya versatile di pelbagai situasi dan kondisi.
Sedangkan Kopi Gadjah kami terhitung
sering mengonsumsinya. Lidah kami tentu sudah mengenal.
Kemasan Kopi Gadjah terbilang unik
karena memiliki kopi dan gula yang terpisah. Persis seperti Torabika Creamy Latte yang iklannya dibintangi oleh Dian Sastro.
Bagi kami, Kopi Gadjah merupakan kopi
dengan rasa paling kuat di kelasnya.
Pahitnya terasa, manis pun tidak terlalu karena gula bisa diatur sendiri.
Bahkan jika dicampur dengan susu, kental manis atau krimer, karakter kopi dari Kopi Gadjah masih terbilang
menonjol bahkan dominan. Mungkin inilah alasan perihal pemilihan nama dan
logonya: Tangguh
seperti gajah.
Jika diresapi lebih lanjut, kami
beranggapan bahwa Kopi
Gadjah
juga mampu menyaingi rasa dari kopi giling yang diseduh secara tubruk atau kopi
Americano
yang ada di kedai-kedai kopi. Bedanya, Kopi Gadjah lebih murah dan
praktis.
Dan ketika tullisan ini dibuat, atau
berbulan-bulan setelah kami menerima buah tangan tersebut, Kopi Gadjah sang idola baru tengah
mengadakan promo menarik. Apa itu? Apa lagi kalau bukan beli dua saset gratis satu saset. Lumayan lah...
(OTK/MSY)